Kesehatan gigi dan mulut merupakan cerminan dari kesehatan tubuh secara keseluruhan. Permasalahan di dalam rongga mulut tidak hanya berdampak pada penampilan, tetapi juga dapat memengaruhi fungsi organ tubuh lain. Menurut Profesor Seymour dari Sir John Walsh Research Institute, Universitas Otago, Selandia Baru, “Anda tidak dapat memiliki kesehatan tubuh yang baik tanpa memiliki kesehatan rongga mulut yang baik, karena rongga mulut adalah bagian dari tubuh Anda.”
Rongga mulut (cavum oris) berperan penting dalam sistem pencernaan manusia. Gigi, sebagai bagian terkeras dari tubuh, berfungsi untuk mengunyah makanan, menjaga posisi rahang, serta membantu proses berbicara. Pertumbuhan gigi dimulai sejak dalam kandungan dan berlangsung dua kali sepanjang hidup: gigi susu yang muncul pada usia sekitar 7 bulan, kemudian digantikan oleh gigi permanen pada usia sekitar 7 tahun.
Sebagai pintu masuk makanan dan cairan, rongga mulut menjadi tempat ideal bagi pertumbuhan bakteri karena sifatnya yang lembap dan hangat. Ketika kebersihan mulut tidak terjaga, asam yang dihasilkan oleh bakteri dapat merusak email gigi hingga menyebabkan gigi berlubang dan infeksi. Kondisi ini bahkan dapat memicu berbagai penyakit serius seperti gangguan jantung, paru-paru, radang sendi, hingga komplikasi pada kehamilan.
Berikut beberapa penyakit yang dapat berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut:
1. Penyakit Kardiovaskular (Jantung)
Peradangan jaringan penyangga gigi (periodontitis) menjadi salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner dan stroke. Bakteri di rongga mulut dapat masuk ke dalam aliran darah (bakteremia) dan menempel pada dinding pembuluh darah, menyebabkan peradangan kronis dan penyumbatan arteri. Kondisi ini meningkatkan risiko serangan jantung akibat aliran darah yang terhambat.
2. Penyakit Paru-paru
Bakteri dari rongga mulut, seperti Staphylococcus aureus dan Porphyromonas gingivalis, dapat masuk ke saluran pernapasan dan menyebabkan infeksi seperti pneumonia. Pasien dengan kebersihan mulut yang buruk, terutama yang menggunakan alat bantu pernapasan seperti ventilator, memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi saluran pernapasan yang berat.
3. Radang Sendi (Rheumatoid Arthritis)
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara bakteri mulut dengan peradangan sendi. Bakteri seperti P. gingivalis dan B. forsythus ditemukan pada cairan sinovial pasien radang sendi. Infeksi gusi dapat memicu respon imun yang menyebabkan peradangan pada sendi, memperparah kondisi penderita rheumatoid arthritis.
4. Gangguan pada Kehamilan
Perempuan hamil dengan penyakit gusi berisiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) atau kelahiran prematur. Bakteri dari rongga mulut dapat menyebar melalui darah menuju plasenta dan cairan ketuban, memicu peradangan yang mengganggu perkembangan janin.
Menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan tubuh secara menyeluruh. Lakukan perawatan rutin seperti menyikat gigi dua kali sehari dengan benar, menggunakan pasta gigi berfluoride, membatasi konsumsi makanan manis, serta rutin memeriksakan diri ke dokter gigi setiap enam bulan sekali.
Mulailah kebiasaan baik ini sejak dini, dari bayi hingga lanjut usia, karena senyum sehat berawal dari gigi dan mulut yang terawat.