Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis yang menyebabkan anak lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Stunting bukan sekadar persoalan tinggi badan, tetapi juga berkaitan erat dengan perkembangan otak, imunitas tubuh, serta kualitas hidup anak di masa depan. Oleh karena itu, penanganan stunting harus dilakukan secara terintegrasi dan komprehensif, mulai dari pelayanan di Puskesmas hingga rujukan ke rumah sakit jika diperlukan.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Pemerintah Kabupaten Lumajang melalui Dinas Kesehatan P2KB menginisiasi program BUKA MATA (RaBU KonsultAsi MATernal dan Anak), sebuah inovasi konsultasi daring yang memfasilitasi koordinasi penanganan kasus gizi antara Puskesmas dan rumah sakit secara real-time (9/6).
Penanganan balita dengan masalah gizi di Puskesmas dilakukan oleh Tim Asuhan Gizi yang terdiri dari dokter, bidan, dan nutrisionis. Intervensi yang diberikan mencakup intervensi nutrisi dan bila diperlukan, pemberian obat-obatan sesuai penyakit penyerta. Namun, pada beberapa kasus, anak perlu dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
Kendala seperti pembiayaan, jarak geografis, serta keterbatasan informasi masyarakat sering menjadi hambatan dalam proses rujukan. Oleh karena itu, program BUKA MATA hadir sebagai solusi untuk menjembatani layanan primer dan sekunder melalui konsultasi medis daring menggunakan platform Zoom.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Kelompok Kerja KIA Gizi Dinkes P2KB Kabupaten Lumajang dan dilaksanakan setiap hari Rabu pukul 13.00–15.00 WIB. Dalam pelaksanaannya, Tim Asuhan Gizi Puskesmas berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis anak dari rumah sakit, dengan fasilitasi dari Dinas Kesehatan P2KB. Tim akan mendapatkan arahan tatalaksana serta asuhan medis yang dibutuhkan pada setiap kasus yang dikonsultasikan.
Untuk efektivitas pelaksanaan, kegiatan dibagi ke dalam lima wilayah kerja atau korwil, yaitu Korwil Lumajang, Klakah, Pasirian, Senduro, dan Yosowilangun, di mana masing-masing korwil terdiri dari beberapa Puskesmas dan didampingi oleh satu dokter spesialis anak sebagai pembina.
Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024 menunjukkan penurunan angka stunting di Kabupaten Lumajang menjadi 23,4%, turun signifikan dari tahun sebelumnya yaitu 29,9%. Penurunan ini menjadi bukti bahwa pendekatan yang terpadu dan inovatif seperti program BUKA MATA dapat memberikan dampak nyata dalam perbaikan status gizi anak dan percepatan penurunan stunting.
Program BUKA MATA tidak hanya menjadi solusi atas keterbatasan sistem rujukan konvensional, tetapi juga mencerminkan semangat kolaboratif antara layanan kesehatan primer dan sekunder dalam memastikan setiap balita mendapatkan hak atas tumbuh kembang yang optimal. Dengan sinergi yang terus diperkuat, Kabupaten Lumajang optimis mampu menekan prevalensi stunting secara berkelanjutan dan mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan unggul.