Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan menjadi kunci dalam mewujudkan perubahan perilaku menuju hidup sehat. Hal ini kembali ditegaskan oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Lumajang saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pemantapan Pokjanal Desa Siaga dalam Upaya Peningkatan Strata Desa Siaga Aktif Purnama Mandiri (PURI) Series 1 yang berlangsung Selasa (19/08).
Kegiatan ini diikuti oleh Kepala Desa dan Ketua TP-PKK dari 25 Desa Siaga Unggulan GERMAS Angkatan 4. Bimtek akan dilaksanakan dalam tujuh seri dengan peserta bergilir sesuai peran, mulai dari perangkat desa, pengurus pokja PHBS, KIA dan Gizi, Penanggulangan Penyakit, Kesehatan Lingkungan, hingga Pokja Penanggulangan Bencana. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari strategi berkesinambungan dalam meningkatkan kualitas pengelolaan Desa Siaga di Kabupaten Lumajang.
Dalam sambutannya, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat menekankan bahwa pemberdayaan masyarakat bukan sekadar penyampaian informasi, melainkan proses panjang yang mengubah pengetahuan menjadi sikap, dan sikap menjadi perilaku nyata. Desa Siaga, katanya, hadir sebagai jawaban atas berbagai persoalan kesehatan yang masih dihadapi, mulai dari tingginya angka kematian ibu dan bayi, stunting, penyakit menular maupun tidak menular, hingga tantangan bencana alam yang kerap melanda Lumajang.
“Desa Siaga bukan hanya program, tetapi strategi pembangunan kesehatan berbasis masyarakat. Di sini, warga didorong memiliki kesiapan sumber daya, kemampuan, dan kemauan untuk mencegah serta mengatasi masalah kesehatan dan kedaruratan secara mandiri,” ujarnya.
Meski capaian Desa/Kelurahan Siaga Aktif di Lumajang sudah 100 persen secara kuantitatif, namun secara kualitatif masih diperlukan peningkatan. Pada 2024, baru 29,27 persen atau sekitar 60 desa/kelurahan yang berhasil mencapai strata PURI. Karena itu, bimtek ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak akselerasi peningkatan strata menuju Desa Siaga PURI yang mandiri dan berkelanjutan.
Lebih lanjut disampaikan, akar masalah kesehatan di masyarakat umumnya terletak pada perilaku. Perubahan perilaku memang tidak mudah, namun dengan upaya promotif, preventif, serta pemberdayaan yang dilakukan secara konsisten, diharapkan masyarakat dapat bertransformasi menuju perilaku hidup sehat yang berkesadaran penuh.
Kepala desa dan Ketua TP-PKK, lanjutnya, memiliki peran sentral sebagai penggerak pemberdayaan di tingkat desa. Melalui kegiatan ini, mereka diharapkan mampu mengarahkan, menginspirasi, dan memberdayakan masyarakat dalam pengembangan Desa Siaga Aktif.
Tahun 2025 juga menjadi awal dari pendampingan Desa/Kelurahan Siaga Aktif Unggulan GERMAS Angkatan 4 yang akan berjalan hingga 2027, setelah sebelumnya Dinas Kesehatan bersama pemerintah desa melakukan pembinaan kepada 75 Desa/Kelurahan Unggulan Angkatan 1, 2, dan 3.
“Kami berharap, sekecil apapun langkah yang dilakukan dapat menjadi titik awal kebangkitan semangat kita bersama untuk menyehatkan masyarakat Lumajang, dimulai dari desa dan kelurahan siaga aktif,” pungkasnya dengan penuh optimisme sebelum resmi membuka kegiatan.
Dengan semangat kolaborasi dan doa bersama, kegiatan Bimtek ini diharapkan mampu memperkuat komitmen lintas sektor dalam mewujudkan Desa Siaga Aktif PURI yang lebih mandiri, tangguh, dan menjadi teladan pembangunan kesehatan berbasis masyarakat.