Kesehatan sistem pernapasan merupakan salah satu fondasi penting bagi produktivitas dan kualitas hidup masyarakat. Di tengah meningkatnya paparan polusi udara, kebiasaan merokok, serta perubahan gaya hidup, penyakit paru kronis menjadi tantangan serius yang harus diantisipasi secara bersama. Dalam konteks tersebut, peringatan Hari Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) yang jatuh pada 17 November menjadi momentum strategis untuk memperkuat kesadaran kolektif terhadap pentingnya menjaga kesehatan paru.
PPOK merupakan gangguan pernapasan jangka panjang yang ditandai oleh hambatan aliran udara, sehingga penderitanya mengalami sesak napas, mudah lelah, dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Kondisi ini banyak dialami oleh perokok aktif maupun pasif, pekerja dengan paparan debu atau asap, serta individu dengan riwayat infeksi paru berulang. Kerusakan saluran napas akibat PPOK bersifat permanen sehingga pencegahan menjadi langkah yang paling efektif dilakukan.
Berdasarkan berbagai kajian klinis, sekitar 80–90% kasus PPOK dipicu oleh kebiasaan merokok. Selain itu, paparan polusi udara, asap biomassa, faktor genetik, dan lingkungan kerja berisiko turut meningkatkan prevalensi penyakit ini. Tantangan semakin besar karena jumlah perokok masih tinggi di Indonesia, termasuk pada kelompok usia remaja.
PPOK juga memiliki keterkaitan erat dengan penyakit kronis lainnya. Pasien dengan PPOK berisiko mengalami hipertensi pulmonal, penyakit jantung, hingga gagal jantung kanan akibat rendahnya kadar oksigen dalam darah. Komorbiditas seperti diabetes turut memperburuk kondisi PPOK karena meningkatkan risiko infeksi saluran napas dan eksaserbasi penyakit.
Selain dampak fisik, PPOK juga memberi beban psikologis yang tidak ringan. Banyak penderita mengalami depresi dan kecemasan akibat keterbatasan aktivitas, sehingga menurunkan kualitas hidup secara signifikan. Oleh karena itu, pendekatan penanganan PPOK harus komprehensif, meliputi medis, psikologis, dan dukungan lingkungan.
Dalam rangka meningkatkan kewaspadaan masyarakat, tenaga kesehatan mengimbau beberapa langkah pencegahan antara lain berhenti merokok, menghindari paparan polusi, menggunakan alat pelindung diri di lingkungan kerja berisiko, mendapatkan vaksin influenza dan pneumonia, serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala terutama bagi kelompok usia di atas 40 tahun.
Melalui momentum peringatan Hari PPOK tahun 2025 ini, diharapkan seluruh lapisan masyarakat semakin memahami risiko dan dampak penyakit paru kronis, serta lebih disiplin menerapkan perilaku hidup sehat. Upaya pemerintah tidak akan optimal tanpa dukungan masyarakat. Dengan kerjasama lintas sektor dan partisipasi aktif seluruh warga, kita dapat mewujudkan masyarakat Lumajang yang lebih sehat, berdaya, dan bebas dari ancaman penyakit paru kronis.