Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

19 November 2025   16 kali  
Lumajang Perkuat Deteksi Dini Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Melalui Pertemuan Penguatan Lintas Sektor
Lumajang Perkuat Deteksi Dini Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Melalui Pertemuan Penguatan Lintas Sektor

        Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat terus menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Lumajang, khususnya dalam penanganan Penyakit Tidak Menular (PTM) yang mengalami tren peningkatan setiap tahun. Salah satu PTM yang menjadi perhatian serius adalah Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), yaitu gangguan pernapasan kronis yang ditandai dengan peradangan saluran napas akibat paparan iritan jangka panjang seperti asap rokok dan polusi udara. Kondisi ini bersifat progresif, menyebabkan penyempitan saluran napas, dan tidak dapat kembali normal seperti sedia kala apabila sudah terjadi kerusakan.

Secara nasional, PPOK masih menjadi tantangan besar. Riset kesehatan menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga masyarakat Indonesia merupakan perokok aktif, sementara paparan asap rokok pasif, polusi udara, debu, hingga senyawa kimia lingkungan turut menjadi pemicu meningkatnya kejadian PPOK. Fakta global juga menunjukkan bahwa lebih dari 75% kasus PPOK terjadi di negara berpendapatan menengah, termasuk Indonesia, sehingga diperlukan upaya deteksi dini dan penanganan komprehensif di tingkat layanan kesehatan dasar.

Menindaklanjuti kondisi tersebut, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Lumajang menyelenggarakan Pertemuan Penguatan Upaya Deteksi Dini PPOK pada Rabu (19/11) bertempat di Café Loji. Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta, terdiri dari dokter puskesmas dan pengelola program PTM yang menjadi ujung tombak pelaksanaan deteksi dini di masyarakat.

Dalam pertemuan tersebut dipaparkan kondisi capaian program hingga September 2025, termasuk hasil Skrining Usia Produktif, Hipertensi, Diabetes Mellitus, serta capaian skrining PPOK yang masih perlu diperkuat. Meski terjadi peningkatan capaian dibanding tahun-tahun sebelumnya, masih terdapat tantangan berupa rendahnya kesadaran masyarakat, keterlambatan penanganan karena gejala sering dianggap ringan, hingga beban biaya kesehatan yang meningkat akibat komplikasi PPOK.

Kegiatan ini menekankan peningkatan kapasitas peserta dalam melakukan pencegahan, deteksi dini, tatalaksana awal kasus PPOK, serta pengendalian faktor risiko PTM seperti merokok, obesitas, hipertensi, dan diabetes mellitus. Selain itu, peserta juga didorong untuk memperkuat kegiatan edukasi dan konseling di posyandu dan masyarakat, termasuk rujukan berjenjang untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Melalui kegiatan ini, Dinas Kesehatan P2KB berharap puskesmas dapat semakin optimal dalam meningkatkan kualitas skrining, pelayanan, dan tatalaksana PPOK secara komprehensif. Selain itu, kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk memperbaiki perencanaan program PTM ke depan, mulai dari penguatan SDM, sarana prasarana, hingga kolaborasi tim kerja kesehatan.

Dengan semangat kolaborasi dan komitmen bersama, diharapkan Kabupaten Lumajang mampu memperkuat upaya pengendalian PPOK dan mewujudkan masyarakat yang lebih sehat, produktif, dan berdaya saing. Upaya ini sekaligus menjadi kontribusi penting dalam meningkatkan kualitas pembangunan kesehatan daerah secara berkelanjutan.

Banyak Dibaca





Sosialisasi Penertiban CFD dan CFN
09 Januari 2019 588 kali Baca...
PEMERIKSAAN GRATIS
29 Oktober 2019 581 kali Baca...
Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG)
10 Februari 2025 409 kali Baca...
PIRT DINKES KAB. LUMAJANG
12 Juni 2024 236 kali Baca...
Campak Mulai Merebak ?
26 Agustus 2025 111 kali Baca...