Upaya mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiri terus menjadi komitmen bersama dalam pembangunan kesehatan. Seiring meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular, khususnya hipertensi, diperlukan pendekatan promotif dan preventif yang berkelanjutan serta berbasis potensi lokal. Salah satu langkah strategis yang terus didorong adalah pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) sebagai bagian dari penguatan perilaku hidup sehat di tingkat rumah tangga.
Tanaman Obat Keluarga merupakan tanaman budidaya yang ditanam di pekarangan rumah dan memiliki khasiat untuk menjaga kesehatan serta membantu pengendalian penyakit, termasuk hipertensi. Berbagai jenis rempah dan bumbu yang selama ini akrab digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti kapulaga, kayu manis, ketumbar, jahe, bawang putih, daun basil, serta seledri, diketahui memiliki manfaat dalam membantu menurunkan dan menstabilkan tekanan darah melalui mekanisme alami tubuh.
Pemanfaatan TOGA tidak hanya memberikan manfaat kesehatan, tetapi juga mendorong kemandirian keluarga dalam upaya pencegahan penyakit, mengurangi ketergantungan terhadap obat kimia, serta berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan dan peningkatan nilai estetika pekarangan. Selain itu, tanaman herbal juga menawarkan peluang ekonomi melalui pengolahan dan pengembangan produk herbal berbasis masyarakat.
Dalam konteks pengendalian hipertensi, pemanfaatan tanaman obat keluarga perlu diiringi dengan penerapan perilaku hidup sehat secara menyeluruh. Prinsip CERDIK menjadi pedoman penting, yakni melakukan cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin melakukan aktivitas fisik, diet sehat dan seimbang, istirahat yang cukup, serta kelola stres dengan baik. Kombinasi antara pemanfaatan herbal dan perubahan perilaku menjadi kunci keberhasilan dalam menurunkan risiko komplikasi hipertensi.
Melalui edukasi dan pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga secara tepat, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya pencegahan penyakit sejak dini dan mampu berperan aktif dalam menjaga kesehatan diri serta keluarga. Dengan semangat kolaborasi dan kemandirian, upaya ini menjadi langkah nyata menuju masyarakat Lumajang yang lebih sehat, produktif, dan berdaya saing, sekaligus mendukung terwujudnya pembangunan kesehatan yang berkelanjutan.